Ketika Beda Jadi Petaka Chapter VI
Wednesday, February 13, 2019
Edit
Chapter VIDengan seketika mereka berdua pun memadam rokoknya yang tengah mereka isap karena mereka sadar bahaya yang akan ditimbulkan akibat perbuatan mereka yaitu merokok di lokasi sbpu ...
Sesampainya mereka ditempat pemancingan mereka berdua pun menyiapkan berbagai peralatan untuk memacing ,lagi lagi kegiatan itu pun mereka lakukan sambil mengisap sebatang rokok
Di saat mereka berdua sedang sibuk menyiapkan alat pancing tiba tiba tanpa sengaja si udin melihat sebuah tulisan yang di tempel pada sebuah pohon besar tulisan itu berbunyi dilarang merokok di tempat ini lokasi steril tempat bermain anak ,si udin pun memberitahukan tulisan tersebut kepada si hardolin ..dengan santai si hardolin menjawab ahh..itu kan Cuma simbol ..akhirnya si udin pun terdiam dan berbicara sendiri di dalam hatinya memang mudah untuk mengetahuinya yang susah adalah menyadari dan mengamalkannya ..dan mereka berdua pun meneruskan acara memancing mereka tanpa meneruskan perdebatan karena mereka sadar apabila meneruskan perdebatan hanya akan mengganggu kenikmatan mereka dalam memancing ikan ..akan tetapi benak mereka berdua sadar bahwa apa yang mereka lakukan saat itul tidaklah benar mereka berharap suatu saat nanti dapat memperbaikinya tanpa harus ada pertikaian tapi dengan jalan kesadaran pada hati dan nurani
Maksud dari cerita saya diatas tadi bukan berarti mengesampingkan pentingnya sebuah simbol dalam kehidupan manusia ,karena kita semua mungkin sudah tahu bahhwa semua relevansi yang diatas dunia ini adalah hanya sekedar simbol simbol belaka ..saya mencoba mengajak pembaca dan mencoba untuk melihat kedalam ceruk hati yang paling dalam supaya kita bisa melihat lebih jernih dan mampu untuk meletakan simbol simbol tersebut pada porsi ,dan situasi serta kondisi bagaimana dan dimana simbol simbol tersebut harus dilakukan ,,intinya adalah supaya kita bisa lebih bijak dalam memandang setiap permasalahan dan penomena disekitar dengan tidak memandang hanya dari satu persepktip saja..dan yang terpenting adalah kita mampu memantapkan dan memberikan kesadaran kepada diri kita sendiri bahwa keyakinan itu adalah soal hati ,,hanyalah dirinya dan tuhan yang tahu ,,saya berpikiran bahwa tuhan tidak akan pernah peduli kepada manusia ..apakah manusia itu selalu memakai sorban atau tidak ,,apakah manusia itu selalu membawa bendera tauhid atau tidak ,,apakah manusia itu selalu berteriak berteriak menyebut tuhan atau tidak ..saya pikir yang tuhan perdulikan hanyalah persoalan hati ..persoalan niat ,,saya ingat ada sebuah kutipan yang menyatakan bahwa pekerjaan yang benar tapi tidak dilakukan dengan niat yang benar maka hal tersebut bukanlah sesuatu yang dapat di benarkan ,,begitupan sebaliknya niatnya benar tapi untuk melakukan sebuah pekerjaan yang tidak benar tentu itu juga tidak lah bisa dikatakan sebagai sebuah kebenaran akan tetapi kebenaran yang sejati adalah dilakukan dengan niat yang benar dan bentuk pekerjaanya pun adalah benar,,tapi menurut saya diantara kedua analogi diatas yang masi ada kemungkinan utuk di maapkan adalah analogi yang kedua yaitu mempunya niat yang tidak benar walaupun bentuk pekerjaan yang dilakukanya tidaklah benar ,,karena adalogi tersebut sudah analogi yang berdasarkan pada hati ..dan yang namanya persoalan hati maka selamanya akan tetap selamanya menjadi suatu misteri walaupun menurut beberapa pakar dapat di jelaskan tapi menurut saya pendapat tersebut hanyalah sebuah spekulasi ..
Mungkin kita masih mengingat pelajaran matematika ketika kita sekolah di sekolah lanjutan tingkat pertama atau lebih dekenal dengan nama sltp saya lupa entah kelas berapa pelajaran itu di pelajari yaitu pelajaran mengenai angka positip dan negatip ,saya pikir ini ada relevansi dengan ilmu pilsapat
Baik saya akan coba membahas mudah mudahan sesuai dan tidak malah mengaburkan pola piki dan berpikiran
Mungkin anda masih ingat mengenai sebuah hukum perkalian antara positip dan negatip
Angka positip apabila dikali dengan angka positip maka hasilnya adalah positip ..(+ x+ =+),angka positip dikali negatip maka hasilnya adalah negatip ,,(+x- = -kemudian angka negatip apabila dikali dengan angka positip maka hasilnya adalah negatip ( - x + = - dan yang terakhir adalah negatip dikali dengan negatip maka hasilnya adalah positip ( - x - = + ).
Saya pernah baca sedikit bahwa dalam kitab jauhar tauhid ada kalimat yang menyatakan bahwa bahwa takdir tuhan dengan keridhoan yang diberikan tuhan tidak mesti harus sama atau identik