Mengubah Peladjaran Kita (Mao Tje Tung)
Saturday, March 9, 2019
Edit
Senimansosial.Site - Buku ini diterdjemahkan menurut "Pilihan Tulisan Mau Tje-tung" djilid III jang diterbitkan dalam bahasa Tiongkok pada bulan Pebruari 1953. Pustakan Bahasa Asing, Peking. Edisi: 1955.
Saja mengandjurkan supaja mengubah metode beladjar dan sistim beladjar seluruh Partai kita. Alasan²nja sebagai berikut:
I
Dua puluh tahun Partai Komunis Tiongkok adalah dua puluh tahun semakin berpadunja kebenaran umum Marxisme-Leninisme dengan praktek konkrit revolusi Tiongkok. Apabila kita mengenangkan betapa dangkalnja dan betapa miskinnja pengetahuan kita tentang Marxisme-Leninisme dan revolusi Tiongkok pada masa mudanja Partai kita, maka sekarang pengeta-huan kita dilapangan ini sudah djauh lebih mendalam dan kaja. Selama seratus tahun ini, putera puteri jang terbaik dari rakjat Tiongkok jang sangat menderita itu berdjuang dan berkorban, patah tumbuh hilang berganti, mentjari kebenaran jang.bisa menjelamatkan tanah air dan rakjat-hal ini sungguh mengharukan dan patut dipudji. Tetapi hanja sesudah Perang Dunia Pertama dan Revolusi Oktober di Rusia, barulah didapati Marxisme-Leninisme-kebenaran jang terbaik-sebagai sendjata jang paling ampuh untuk membebaskan bangsa kita, sedangkan Partai Komunis Tiongkok adalah pengandjur, propagandis dan organisator untuk mengangkat sendjata itu. Serenta kebenaran umum Marxisme-Leninisme dipadukan dengan praktek konkrit revolusi Tiongkok, maka berubahlah wadjah revolusi Tiongkok mendjadi serba baru. Sedjak Perang Melawan Agresi Djepang, berdasarkan kebenaran umum Marxisme-Leninisme, Partai kita sudah madju selangkah dalam menjelidiki praktek konkrit Perang Melawan Agresi Djepang serta dalam menjelidiki Tiongkok sekarang dan dunia sekarang; dalam pada itu djuga sedikit mulai menjelidiki sedjarah Tiongkok. Semua ini adalah gedjala jang sangat baik.
II
Tetapi pada kita masih terdapat kekurangan, bahkan kekurangan jang amat besar. Pada hemat saja, djika kekurangan sematjam ini tidak diatasi, pekerdjaan kita tak dapat meningkat lebih landjut, dan kita tak dapat madju lebih djauh dalam usaha besar untuk memadukan kebenaran umum Marxisme-Leninisme dengan praktek konkrit revolusi Tiongkok.
Per-tama² mengenai soal menjelidiki keadaan sekarang. Didalam suatu partai besar seperti Partai kita ini, meskipun sudah diperoleh beberapa hasil dalam menjelidiki keadaan dalam dan luar negeri sekarang, tetapi mengenai berbagai lapangannja-baik politik, kemiliteran, ekonomi ataupun kebudajaan-bahan² jang kita kumpulkan hanja sepotong², penjelidikan kita masih belum sistimatis. Pada umumnja, selama dua puluh tahun ini kita belum pernah melakukan pekerdjaan setjara sistimatis dan rapi dalam mengumpulkan dan mempeladjari bahan² dilapangan² tersebut, dan kita kekurangan suasana hangat untuk menielidiki dan mempeladjari kenjataan objektif. Diantara banjak kawan didalam Partai kita masih terus terdapat langgam jang sangat buruk, jang sama sekali berlawanan dengan djiwa pokok Marxisme-Leninisme, misalnja langgam seperti "menangkap burung geredja dengan mata tertutup", "sibuta meraba² mentjari ikan"*), bekerdja setjara tjeroboh, berbual dengan pandjang lebar dan puas akan pengetahuan jang dangkal. Marx, Engels, Lenin dan Stalin mengadjar kita supaja sungguh² menjelidiki keadaan dengan berpangkal pada kenjataan objektif dan bukanlah berpangkal pada kemauan subjektif. Tetapi kebenaran ini langsung dilanggar oleh banjak kawan kita.
Selandjutnja mengenal soal mempeladjari sedjarah. Meskipun pekerdjaan ini pernah dilakukan oleh sedjumlah ketjil anggota Partai dan simpatisan Partai, tetapi tidak pernah dilakukannja setjara terorganisasi. Baik sedjarah Tiongkok selama seratus tahun ini maupun sedjarah Tiongkok purbakala, masih gelap-gulita bagi banjak anggota Partai. Dalam pembitjaraannja, banjak sardjana Marxis-Leninis me-njebut² Junani sadja, tetapi tentang nenek mojangnja sendiri, maaflah, sudah lupa. Suasana untuk sungguh² menjelidiki keadaan sekarang tidak hangat, begitu djuga suasana untuk sungguh² mempeladjari sedjarah.
Selandjutnja mengenai soal mempeladjari pengalaman revolusi internasional dan soal mempeladjari kebenaran umum Marxisme-Leninisme. Banjak kawan beladjar Marxisme-Leninisme tampaknja bukan untuk keperluan praktek revolusi, melainkan semata² untuk be-ladjar sadja. Oleh sebab itu, walaupun mereka sudah membatjanja, tetapi tak dapat mentjernakannja. Mereka hanja tahu mengutip perkataan² dan ungkapan² jang ter-sendiri² dari Marx, Engels, Lenin dan Stalin setjara berat sebelah, tetapi tidak tahu menggunakan pendirian, pandangan dan metodenja untuk menjelidiki keadaan Tiongkok sekarang dan sedjarah Tiongkok setjara konkrit, untuk menganalisa dan memetjahkan masalah² revolusi Tiongkok setjara konkrit. Sikap terhadap Marxisme-Leninisme jang demikian sangat berbahaja, dan lebih² berbahaja bagi kader² tingkat menengah keatas.
Tadi sudah saja bitjarakan keadaan pada tiga lapangan: tidak mementingkan penjelidikan keadaan sekarang, tidak mementingkan penjelidikan sedjarah dan tidak mementingkan penggunaan Marxisme-Leninisme. Ini langgam jang buruk sekali. Tersebarnja langgam ini telah mentjelakakan banjak kawan kita.
Memang, banjak kawan didalam barisan kita sekarang sudah mendjadi rusak karena terdjangkit langgam ini. Tidak mau menjelidiki dan mempeladjari keadaan konkrit luar dan dalam negeri, luar dan dalam propinsi, luar dan dalam kabupaten serta luar dan dalam kewedanaan setjara sistimatis dan rapi, melainkan main perintah sadja berdasarkan pengetahuan jang dangkal, dan berdasarkan dugaan "demikian seharusnja"-bukankah langgam subjektivisme ini masih terdapat diantara banjak kawan kita?
Ada jang tidak merasa malu malahan mera-sa bangga karena sama sekali tidak mengetahui atau sedikit sekali mengetahui sedjarah bangsanja sendiri. Terutamanja, sangat sedikit jang betul² mengetahui sedjarah Partai Komunis Tiongkok dan sedjarah Tiongkok seratus tahun ini, jaitu sedjarah Tiongkok sesudah Perang Tjandu. Boleh dikatakan belum ada seorangpun jang sudah mulai sungguh² mempeladjari sedjarah ekonomi, politik, kemiliteran dan kebudajaan seratus tahun ini. Beberapa orang tidak berpengetahuan tentang Tiongkok kita sendiri, maka jang tinggal padanja hanjalah tjeritera² tentang Junani dan negeri² asing. Dan kasihan benar, tjeritera² itu diambilnja sepotong2 dari tumpukan kertas usang negeri asing.
Selama puluhan tahun ini banjak sekali peladjar jang beladjar diluar negeri dihinggapi penjakit ini. Sekembalinja dari Eropa, Amerika atau Djepang, mereka hanja tahu bertjeritera tentang hal² negeri asing jang ditelannja mentah². Mereka memainkan peranan selaku gra-mopon, dan melupakan kewadjibannja untuk mengenal dan mentjiptakan hal² jang baru. Penjakit ini menulari djuga Partai Komunis.
Jang kita peladjari ialah Marxisme, tetapi banjak diantara kita beladjar Marxisme dengan metode jang langsung berlawanan dengan Marxisme. Artinja mereka melanggar suatu prinsip pokok jang ber-ulang² dinasihatkan oleh Marx, Engels, Lenin dan Stalin, jakni prinsip kesatuan teori dengan praktek. Karena sudah melanggar prinsip ini, mereka sendiri lalu mentjiptakan suatu prinsip jang sebaliknja: pemisahan teori dari praktek. Dalam pendidikan disekolah, dan dalam pendidikan untuk kader² jang tidak lepas dari pekerdjaannja, guru filsafat tidak membimbing peladjarnja menjelidiki logika revolusi Tiongkok, guru ilmu ekonomi tidak membimbing peladjarnja menjelidiki keistimewaan² perekonomian Tiongkok, guru ilmu politik tidak membimbing peladjarnja menjelidiki taktik² revolusi Tiongkok, dan guru kemiliteran tidak membimbing peladjarnja menjelidiki strategi dan taktik jang tjotjok dengan keistimewaan Tiongkok, dan sebagainja. Akibatnja, kesalahan² mendjalar sehingga sangat mentjelakakan orang. Apa jang dipeladjari di Jénan tidak bisa digunakan di Kabupaten Fu1). Profesor ilmu ekonomi tidak mampu memberi pendjelasan tentang piénpi dan fapi2), peladjarnja tentu tidak mampu djuga. Djadi, dikalangan banjak peladjar terpupuklah sematjam perasaan jang tidak normal: tidak menaruh minat kepada masalah Tiongkok dan tidak mementingkan petundjuk Partai, melainkan hanja tertarik kepada dogma jang diterima dari gurunja dan jang kekal abadi katanja.
Sudah tentu, jang saja sebut tadi itu ialah tjontoh² jang sangat buruk didalam Partai kita, bukan umumnya begitu. Sungguhpun demikian, tjontoh² itu betul² ada, malah agak banjak djumlahnja dan agak besar bahajanja pula, maka tidak boleh kita remehkannja.
III
Untuk ber-ulang² rnendjelaskan arti ini, saja ingin memperbandingkan dua sikap jang saling berlawanan.
Pertama: sikap subjektivisme.
Sikap ini berarti tidak menjelidiki keadaan sekitarnja setjara sistimatis dan rapi, bekerdja dengan kegairahan subjektif sadja, dan masih samar² akan wadjah Tiongkok sekarang. Sikap ini berarti me-motong² sedjarah, hanja mengetahui Junani tetapi tidak mengetahui Tiongkok, dan gelap sama sekali akan wadjah Tiongkok kemarin dan Tiongkok kemarin dulu. Sikap ini berarti mempeladjari teori Marxisme-Leninisme dengan abstrak dan dengan tidak bertudjuan. Orang jang bersikap demikian bukan mentjari pendirian, pandangan dan metode dari Marx, Engels, Lenin dan Stalin untuk memetjahkan soal teori dan soal taktik revolusi Tiongkok, melainkan beladjar teori se-mata² untuk beladjar teori sadja. Bukan melepaskan panah dengan bersasaran, tetapi melepaskan panah tanpa bersasaran. Marx, Engels, Lenin dan Stalin mengadjar kita: harus berpangkal pada kenjataan jang ada pada objektif, dan menarik daripadanja hukum² untuk membimbing tinda-kan kita. Untuk maksud ini, kita harus memiliki bahan², sampai seluk-beluknja, menganalisanja setjara keilmuan dan menjelidikinja setjara sintesis, sebagaimana dikatakan Marx3).
Tetapi banjak diantara kita tidak berbuat demikian, bahkan sebaliknja. Diantaranja banjak jang melakukan pekerdjaan penjelidikan, tetapi mereka tidak berniat sedikitpun untuk menjelidiki Tiongkok sekarang dan Tiongkok kemarin, melainkan hanja menaruh minatnja pada penjelidikan "teori" jang kosong dan terpisah dari praktek. Banjak jang melakukan pekerdjaan praktis, tetapi mereka tidak memperhatikan penjelidikan atas keadaan objektif, atjap kali menjandarkan dirinja pada kegairahan sadja, dan menggantikan politik dengan perasaannja sendiri. Kedua matjam orang ini berpangkal pada subjektif dan mengabaikan adanja kenjataan objektif. Kalau berpidato, mereka membariskan A, B, C, D..., selandjutnja 1, 2, 3, 4 dan seterusnja; kalau mengarang, mereka menulis dengan pandjang lebar sadja. Mereka tidak berusaha mentjari kebenaran dari kenjataan, melainkan bermaksud mengambil hati massa dengan perkataan jang muluk².
Besar bungkus tak berisi, bagai tong kosong njaring bunjinja. "Utusan radja" terdapat di-mana²**), mengang-gap dirinja jang benar dan nomor satu diatas dunia. lnilah langgam beberapa kawan didalam barisan kita. Langgam ini akan mentjelakakan diri sendiri apabila digunakan sebagai asas untuk mengatur kehidupan diri sendiri; ia akan mentjelakakan orang lain apabila digunakan untuk mengadjar orang lain; dan ia akan mentjelakakan revolusi apabila digunakan untuk memimpin revolusi. Pendeknja, metode subjektivisme jang anti ilmu pengetahuan dan anti Marxisme-Leninisme ini adalah musuh utama Partai Komunis, musuh utama klas buruh, musuh utama rakjat dan musuh utama bangsa, dan adalah sematjam perwudjudan tidak murninja sifat-kepartaian. Musuh utama sudah dihadapan kita dan harus kita hantjurkan. Hanja apabila subjektivisme sudah dihantjurkan, barulah kebenaran Marxisme-Leninisme bisa ditegakkan, sifat-kepartaian bisa teguh dan revolusi bisa menang. Harus dinjatakan, bahwa tidak adanja sikap keilmuan, jaitu sikap Marxisme-Leninisme jang menjatukan teori dengan praktek, berarti tidak adanja atau tidak sempurnanja sifat-kepartaian.
Ada sebuah bait jang menggambarkan orang sematjam tersebut, bunjinja:
Alang² ditembok
berat kepalanja, lemah pokoknja, dangkal akarnja.
Rebung digunung
runtjing putjuknja, tebal kulitnja, kosong isinja.
Tjoba lihat, bukankah ini serupa dengan orang jang tidak bersikap keilmuan, dengan orang jang hanja tahu mengapal beberapa kata dan kalimat dari karangan² Marx, Engels, Lenin dan Stalin, dengan orang jang hanja mendapat nama pandai tetapi sebenarnja tidak berpengetahuan? Seandainja ada orang jang sungguh² mau mengobati penjakitnja, saja menasihatkan supaja mentjatat bait ini, atau kalau lebih berani, menempelkannja pada dinding kamarnja. Marxisme-Leninisme adalah ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan jang diperoleh hanja dengan sikap djudjur, tidak boleh tjurang sedikitpun. Baiklah kita bersikap djudjur!
Kedua, sikap Marxisme-Leninisme.
Sikap ini berarti menggunakan teori dan metode Marxisme-Leninisme untuk menjelidiki dan mempeladjari keadaan sekitarnja setjara sistimatis dan rapi. Bukan bekerdja dengan kegairahan sadja, melainkan memadukan ketabahan revolusioner dengan djiwa praktis, sebagaimana dikatakan Stalin4). Sikap ini berarti tidak me-motong² sedjarah. Tidak tjukup hanja mengetahui Junani sadja, tetapi djuga harus mengetahui Tiongkok; bukan sadja harus me-ngetahui sedjarah revolusi negeri asing, tetapi djuga sedjarah revolusi Tiongkok; bukan sadja harus mengetahui Tiongkok sekarang, tetapi djuga Tiongkok kemarin dan Tiongkok kemarin dulu. Sikap ini berarti mempeladjari teori Marxisme-Leninisme dengan tudjuan untuk memadukan teori Marxisme-Leninisme dengan gerakan praktis revolusi Tiongkok, dan berarti mentjari pendirian, pandangan dan metode dari teori Marxisme-Leninisme untuk memetjahkan soal teori dan soal taktik revolusi Tiongkok.
Sikap ini berarti melepaskan panah dengan bersasaran. "Sasaran" ialah revolusi Tiongkok, "panah" ialah Marxisme-Leninisme. Kita, orang Komunis Tiongkok, mentjari "panah" ini, sebabnja ialah untuk memanah "sasaran", jaitu revolusi Tiongkok dan revolusi di Timur. Ini berarti sikap mentjari kebenaran dari kenjataan. "Kenjataan" ialah segala benda jang ada pada objektif, "kebenaran" ialah hubungan intern dalam benda jang objektif, jakni hukum²nja, dan "mentjari" berarti kita menjelidiki. Kita harus berpangkal pada keadaan sewadjarnja daripada luar dan dalam negeri, luar dan dalam propinsi, luar dan dalam kabupaten serta luar dan dalam kewedanaan, dan menarik hukum² jang memang ada dan jang bukan di-bikin² dari keadaan jang sewadjarnja itu, jaitu mentjari hubungan intern daripada kedjadian² sekitarnja untuk membimbing tindakan kita.
Kalau mau berbuat demikian, djanganlah kita bersandar pada dugaan subjektif, kegairahan jang sementara, dan buku² jang tidak berdjiwa, melainkan bersandar pada kenjataan jang ada pada objektif, memiliki bahan² sampai seluk-beluknja, menarik kesimpulan jang tepat dari bahan² itu dibawah tuntunan prinsip² Marxisme-Leninisme jang umum. Kesimpulan ini bukan membariskan gedjala² dengan A, B, C, D ..., djuga bukan karangan jang ditulis dengan pandjang lebar dan isinja membosankan, melainkan kesimpulan setjara keilmuan. Inilah sikap jang berusaha mentjari kebenaran dari kenjataan, dan tidak bermaksud mengambil hati massa dengan perkataan jang muluk². Sikap ini ialah perwudjudan sifat-kepartaian, ialah langgam-kerdja Marxisme-Leninisme, suatu langgam penjatuan teori dengan praktek. Inilah sikap jang se-kurang2nja harus ada pada setiap anggota Partai Komunis. Kalau sudah ada sikap ini, maka bukan lagi "berat kepalanja, lemah pokoknja, dangkal akarnja", djuga bukan "runtjing putjuknja, tebal kulitnja, kosong isinja".
IV
Berdasarkan alasan² tadi, saja mengadjukan usul² sebagai berikut:
1) Kepada seluruh Partai diadjukan tugas menjelidiki keadaan sekitarnja setjara sistimatis dan rapi. Dengan berdasarkan teori dan metode Marxisme-Leninisme, mengadakan penjelidikan dan peladjaran jang teliti atas gerak-gerik musuh, teman dan kita sendiri dilapangan ekonomi, keuangan, politik, kemiliteran, kebudajaan dan urusan kepartaian, selandjutnja menarik kesimpulan jang semestinja dan seperlunja. Untuk maksud ini, perhatian kawan² harus diarahkan kelapangan penjelidikan dan peladjaran atas kenjataan jang praktis ini. Harus berusaha supaja kawan2 tahu, bahwa tugas pokok dari badan² pimpinan Partai Komunis terletak pada dua hal jang besar: memahami keadaan dan berpegang teguh pada politik. Jang pertama ialah jang disebut mengenal dunia, dan jang kedua ialah jang disebut me-ngubah dunia. Harus berusaha supaja kawan² tahu, bahwa tanpa penjelidikan tiada hak untuk berbitjara, bahwa tiada gunanja untuk berbual dengan pandjang lebar atau membariskan gedjala² dengan 1, 2, 3, 4 .... Misalnja, mengenai pekerdjaan propaganda, kita tidak akan dapat menetapkan politik propaganda kita dengan tepat, djika kita tidak memahami keadaan propa-ganda pihak musuh, teman dan kita sendiri. Pekerdjaan setiap tjabang dapat dibereskan se-baik²nja hanja sesudah keadaannja dipa-hami. Meluaskan rentjana penjelidikan dan peladjaran keseluruh Partai, adalah suatu mata-rantai pokok untuk mengubah langgam-kerdja Partai.
2) Tenaga² harus dikumpulkan untuk menjelidiki sedjarah Tiongkok seratus tahun ini di atas dasar pembagian kerdja dan kerdja sama, supaja keadaan jang tidak terorganisasi itu dapat diatasi. Per-tama² haruslah diadakan peladjaran setjara analisa atas sedjarah ekonomi, politik, kemiliteran dan kebudajaan, dan kemudian baru mungkin diadakan peladjaran setjara sintesis.
3) Dalam pendidikan untuk kader jang tidak lepas dari pekerdjaannja dan untuk sekolah kader, kita harus menetapkan haluan supaja penjelidikan atas masalah revolusi Tiongkok jang praktis didjadikan pokok, prinsip² pokok Marxisme-Leninisme didjadikan pedoman, dan menghapuskan metode jang mempeladjari Marxisme-Leninisme setjara statis dan ter-pisah². Peladjaran Ringkas Sedjarah Partai Komunis Soviet Uni (B) harus didjadikan bahan pokok dalam mempeladjari Marxisme-Leninisme. Peladjaran Ringkas Sedjarah Partai Komunis Soviet Uni (B) adalah suatu sintese dan kesimpulan jang tertinggi tentang gerakan Komunis sedunia selama seratus tahun ini, adalah suatu tjontoh tentang pemaduan teori dengan praktek, satu²nja tjontoh jang sempurna diseluruh dunia. Kalau kita sudah melihat bagaimana Lenin dan Stalin memadukan kebenaran umum Marxisme dengan praktek konkrit revolusi Soviet dan dengan demikian mengembangkan Marxisme, maka kita dapat mengetahui bagaimana seharusnja kita bekerdja di Tiongkok.
Kita sudah melalui banjak djalan jang salah. Tetapi kesalahan sering merupakan penundjuk untuk menudju djalan jang benar. Saja pertjaja, dalam keadaan² revolusi Tiongkok dan revolusi dunia jang sedemikian hidup dan kaja, perubahan dalam peladjaran kita ini pasti akan membawa hasil² jang baik.
Mei 1941
Panitia Penerbit Pilihan Tulisan Mau Tje-tung dari Central Comite Partai Komunis Tiongkok
Catatan:
*) Ke-dua²nja adalah peribahasa Tiongkok-Penterdjemah.
1) Kabupaten Fu letaknja kira² 70 kilometer disebelah selatan dari Jénan.
2) Piénpi adalah uang kertas jang dikeluarkan oleh bank Pemerintah Daerah Perbatasan Sensi-Kansu-Ningsia. Fapi adalah uang kertas jang dikeluarkan sesudah tahun 1935 oleh empat bank besar milik modal birokrat Kuomintang dengan sokongan imperialis Inggeris dan Amerika Serikat. Jang dimaksudkan dalam tulisan ini ialah soal perubahan kurs antara piénpi dengan fapi pada waktu itu.
3) Lihat tulisan Marx: Kapital, djilid I, Kata Susulan pada Edisi Djerman jang Kedua. Dalam tulisan itu Marx mengatakan: "Untuk penjelidikan harus menguasai bahan² sampai seluk-beluknja, menganalisa ber-matjam² bentuk perkembangan bahan² itu, dan mentjari hubungan intern bentuk² itu. Hanja setelah pekerdjaan ini selesai, barulah mungkin ada pendjelasan jang selajaknja atas gerakan jang njata."
**) Sebelum tahun 1935, ketika Central Comite Partai Komunis Tiongkok dikuasai oleh garis penjelewengan "Kiri", banjak wakil Central Comite dikirim ke-mana² untuk mewudjudkan garisnja jang salah itu diseluruh negeri. Jang disebut "utusan radja" ialah wakil² Central Comite tersebut--Penterdjemah.
4) Lihat tulisan Stalin Dasar² Leninisme, bagian IX, Langgam-kerdja.
