-->

Ketika Beda Jadi Petaka Capter III

Chapter III

Penulis berpikir bahwa pada saat ini dimana penulis membuat tulisan ini adalah zaman dimana terjadi kitidak jelasan mana yang benar dan mana yang salah ,
Saya teringat suatu ketika pada saat saya selesai shalat maghrib disebuah mushola saya berbincang dengan seseorang ,yang menurut pemahaman saya orng tersebut cerdas akan tetapi mempunyai pemikiran yang pesimistis ,dia mengatakan begini ; saya sungguh mersa kwatir dan prihatin dengan semua penomena yang terjadi saat ini saat dimana anak sudah tidaklagi menghormati orang tuanya ,seorang murid sudah tidak lagi menganggap guru sebagai gurunya ,juga jaman dimana anak anak sudah tidak lagi menjadi anak anak pada umumunya ,tapi seolah olh anak anak jaman seorang menjadi seorang manusia dewasa padahal belum watunya kemudian selanjutnya dia mengatakan begini sudahlah mungkin sekarang ini sudah jamannya tidaklah mungkin kita dapat mengubahnya . mendengar obrolanya tersebut saya hanya bisa terdiam karena saya sadar ,saya tidak mampu utu k menjawab dan memecahkan persoalan tersebut karena kurangnya ilmu yang saya miliki juga saya takut dengan yang namanya berdebat .itulah sebabnya saya memilih untuk jadi seorang menulis bukan ahli debat karena saya berpikir bisa lebih jernih dalam memandang suatu persoalan ,
Dalam diam sayapun berpikir  kemudian saya menulis begini
Saya mau menganalogikan seperti ini apabila ada seseorang yang sakit dan tidak mengetahui sedikitpun mengenai ilmu pengobatan dan cara menyembuhkanya ,saya berpikir akan menjadi sebuah kebodohan apabila kita hanya duduk duduk saja dirumah dan menerima apa adanya dengan alasan tidak pergi kedokter karena takut disangka untuk mencari obat ,
Saya pikir manusia mesti membutuhkan sesuatu kemudian apabila ketidakmampuaanya tidak sanggup untuk mencapainya cukuplah ia berserah diri bahwa did benar benar membutuhkan tuhan .
  Terus terang di jaman sekarang ini saya merasa sedang di persimpangan dan kebingungan untuk menentukan pilihan di satu pihak seolah olah bahwa komunisme akan kembali menancapkan kaki  di bumi indonesia dan satu pihak saya melihat seolah olah agama diolah hanya untuk sekedar materi dan kekuasaan .
Pemikiran saya mengatakan bahwa tidak ada bedanya antara pemuja komonisme dan kaum agamis pada sisi ini kecuali bahwa salasatu diantara mereka lebih tertarik untuk meletakan permasalahan pada lingkungan materil semata ,sedangkan yang lainnya lebih tertarik untuk mengemukakan seruan seruanya dengan istilah agama tanpa ada yang berusaha untuk berseru untuk menciptakan situasi ini .
Akan jadi sebuah dilema apabila agama dicampuradukan dengan sebuah kepentingan yang hanya disandarkan hanya untuk  sekedar materi dengan dalih kesejahtraan dan kemajuan ilmu pengetahuan saya masih berkeyakinan bahwa tuhan melaksakan kehendaknya terhadap alam melalui aturan aturan akan tetapi saya yakin bahwa ilmu pengetahuan tidak mungkin akan bisa mengungkap secara keseluruhan .

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

"Filsafat adalah sebuah seni berfikir, ketika kalian sudah bosan berfilsafat, kalian sudah tak punya tujuan, ketika kalian sudah tak punya tujuan, berhentilah kalian hidup"